Selasa, 05 Februari 2013

Cukuplah Kau Menjadi Saksiku



Kini kuingat engkau yang tegak berdiri dipinggir jalan
Tubuhmu kaku berselimut kabut malam
Tak sedikitpun kau menoleh atau beranjak dari tempatmu berdiri
Setiamu tegar kukuh tak mempan oleh bujuk dan rayu
Meski panas atau hujan, terik atau dingin baktimu apik terbukti


Kau melihatku ketika kutemui seorang gadis jelita dalam samar gulita
Kau mendengar segala kata yang meluncur berpentalan dari bibirnya indah
Kau melihat ketika mata kami bertabrakan dan memercikan api yang dia dan aku tak mengerti
Kau menyaksikan ketika dalam gelap senyumnya membelah pekat malam
Kau menyaksikan semuanya

Kini aku telah renta dalam perjalan yang berliku bagai ular menahan ngilu kesakitan
Terik matahari dan gelontor hujan tak hendak mengubur kenangan
Waktu yang kuhabiskan dan kepedihan yag tercecer disepanjang tikungan jalan
tak mampu memupus rindu yang selama bertahun-tahun bersarang menjadi beban
meski sudah kukatakan bahwa cintaku telah lama kulemparkan kebalik bulan
tak akan ada harapan

jika engkau masih ditempat itu simpanlah puisi ini dan tuliskan sebagai prasasti
katakan pada siapa saja bahwa aku masih mencintai melati
melati jelita yang senyumnya membeliakkan malam kelam
melati jelita yang menyiksaku dalam rindu mendendam
melati jelita yang suaranya merdu menina bobokan binatang-binatang malam

aku ingin menyambangimu dan berdiri bersama ditempat itu
agar dapat kulihat lagi senyumnya,  atau kudengar suaranya,  atau kulihat lentik bulu matanya
atau aku cukup bertanya saja kepadamu meski aku tahu kau akan tetap membisu
cukuplah kau menjadi saksiku meski kau hanya sebongkah tugu
___________________________________________________
Surya Subhan or Bang Aang-Kota Tangerang, 06 Februari 2013.PUISI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentarmu dengan bahasa yang cantik dan santun agar jalinan pertemanan dan persahabatan antar kita semakin kukuh. Komentar yang cantik dan santun adalah pencitraan diri anda pada semua orang, dan itu penting. Terima kasih.