Kini kuingat engkau yang tegak berdiri dipinggir jalan
Tubuhmu kaku
berselimut kabut malam
Tak sedikitpun
kau menoleh atau beranjak dari tempatmu berdiri
Setiamu tegar
kukuh tak mempan oleh bujuk dan rayu
Meski panas
atau hujan, terik atau dingin baktimu apik terbukti
Kau melihatku
ketika kutemui seorang gadis jelita dalam samar gulita
Kau mendengar
segala kata yang meluncur berpentalan dari bibirnya indah
Kau melihat
ketika mata kami bertabrakan dan memercikan api yang dia dan aku tak mengerti
Kau menyaksikan
ketika dalam gelap senyumnya membelah pekat malam
Kau menyaksikan
semuanya
Kini aku
telah renta dalam perjalan yang berliku bagai ular menahan ngilu kesakitan
Terik matahari
dan gelontor hujan tak hendak mengubur kenangan
Waktu yang
kuhabiskan dan kepedihan yag tercecer disepanjang tikungan jalan
tak mampu
memupus rindu yang selama bertahun-tahun bersarang menjadi beban
meski sudah
kukatakan bahwa cintaku telah lama kulemparkan kebalik bulan
tak akan ada
harapan
jika engkau
masih ditempat itu simpanlah puisi ini dan tuliskan sebagai prasasti
katakan pada
siapa saja bahwa aku masih mencintai melati
melati jelita
yang senyumnya membeliakkan malam kelam
melati
jelita yang menyiksaku dalam rindu mendendam
melati
jelita yang suaranya merdu menina bobokan binatang-binatang malam
aku ingin
menyambangimu dan berdiri bersama ditempat itu
agar dapat
kulihat lagi senyumnya, atau kudengar
suaranya, atau kulihat lentik bulu
matanya
atau aku
cukup bertanya saja kepadamu meski aku tahu kau akan tetap membisu
cukuplah kau
menjadi saksiku meski kau hanya sebongkah tugu
___________________________________________________
Surya Subhan
or Bang Aang-Kota Tangerang, 06 Februari 2013.PUISI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentarmu dengan bahasa yang cantik dan santun agar jalinan pertemanan dan persahabatan antar kita semakin kukuh. Komentar yang cantik dan santun adalah pencitraan diri anda pada semua orang, dan itu penting. Terima kasih.