Selasa, 23 April 2013

SANG DINGIN



malam ini aku bertutur pada sang dingin
tentang rindu, tentang cinta, dan tentang kita
sedang tangan sang dingin menggamitku erat
menyusuri lorong hayal yang biru jauh tak bersekat.

B I D U K


biduk ini senantiasa oleng
meski angin tak muncul sebagai badai
dan riak tak muncul sebagai ombak
dan kayuh tak patah menolak gerak
tapi biduk ini berputar memusing bagai dihempas angin

samudera yang kami tempuh tenang tanpa gelombang
biduk yang kami kayuh tak juga sarat dengan muatan
aku akan membawanya sampai setengah pelayaran
dan akan kusandarkan pada sebuah pelabuhan

biduk ini sangat rawan dan rentan terhadap angin lautan
kemudi yang terpasang terombang ambing pusaran
gelap awan yang menyetubuhi laut dikejauhan
menutup pandang dan arah tujuan.

takkan kubiarkan biduk ini tenggelam
karena pesta pora angin dalam satu pusaran
atau ia pecah berkeping diatas air tanpa gelombang
atau ia hancur karena karang membelah garang

ia akan terus kukayuh meski langit makin hitam
dan kupicingkan pandang menembus tebalnya dinding awan
agar biduk ini sampai disebuah persinggahan dan dapat kutambatkan
meski aku akan mati terkapar kelelahan
atau kembali ketempatku dengan merenangi lautan...
____________________________________________
Surya Subhan - Jakarta, 23 April 2013

Senin, 22 April 2013

Kini kurasakan sakit


Kini kurasakan sakit
sakit yang selama ini tak pernah kubayangkan
sakit yang tak pernah kutahu rasanya
sakit yang hanya pernah kudengar
dari cerita orang-orang bernasib malang

Minggu, 21 April 2013

Jika Rindu dan Cinta itu Selamat



kepergianmu telah membawa semua yang aku punya...
aku seperti rumah kosong yang lengang
yang tak ada apapun juga siapapun di dalamnya...
aku bagai raga yang kehilangan nyawa
yang tak punya rindu, cinta ataupun semangat dan cita cita
semuanya terseret oleh langkahmu yang pergi menjauh...

Jumat, 19 April 2013

CINTAKU PUPUS



semua pintu sudah rapat terkatup
dan seribu asa telah mati binasa
dan penggalan doa memantul lepas dari ijabah
tak ada lagi yang dapat kuarah
kecuali memutar balik arah

Minggu, 07 April 2013

Sesalku Bagai Pedang




Aku ditengah pesawangan senyap kesepian
Berdiri sendirian tanpa bisa melangkah kedinginan
Arahku hilang digulung awan bergumpal menutup pandang
Tangisku tertahan gundah melintangi dadaku dendam

Kutikam rindu



jangan adili aku ketika aku merasakan ini indah
sebab kamulah yang bersalah karena kamu telah menaruh manis diwajah
manismu yang telah mengundang cintaku datang
cantikmu yang telah mengajak mimpiku singgah
ramah dan senyum renyahmu yang telah menambatku rindu