aku hanya seorang penembang syair yang tengah sekarat dalam nyanyian
yang dicampakkan orang dan terserak
dipinggir jalanan
dari makanan yang telah dinjak orang kurajut nyawa ini agar terus menikahi
badan
agar dapat menapaki jalan, melewati pendakian, melintasi belantara
kehidupan yang kejam
diatas kepalaku terentang tali perak yang berkilau dan panjang
dan diatasnya seutas tali lagi berwarna emas menyilaukan
aku hanya menatap takjub dari kedalaman lembah tempatku berdiam
sambil bergumam kemudian nyanyikan syair-syair sumbang, hambar, getir
dan tawar
tangan dan kaki ini penuh luka karena merangkak mendaki tebing
baju lusuh ini telah koyak karena tersangkut dahan dan ranting saat
menggapai tali perak
mata ini telah cekung karena linangan airnya yang terus menetes dan
makin menyulitkan pendakian
aku kembali terjungkal terjerembab kedasar jurang dengan kaki, tangan
dan semangat yang patah
semua doa yang kubaca terapung tak pernah sampai, mengambang diawan
bersama layang-layang
sedang cita-cita kutarik paksa dari tempat yang pernah kugantungkan
bersama bintang
kini yang kupunya hanya syair dan nyanyian getir kehidupan
yang berkumandang mengiris malam dintara dengkur orang-orang perak
dan keemaasan
dari balik dinding batu hitam
tempatku berbaring dan bersandar syair ini kunyanyikan
_________________________________________________________
Surya subhan or bang aang – Kota Tangerang,
17 Februari 2013PUISIPUISI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentarmu dengan bahasa yang cantik dan santun agar jalinan pertemanan dan persahabatan antar kita semakin kukuh. Komentar yang cantik dan santun adalah pencitraan diri anda pada semua orang, dan itu penting. Terima kasih.