Sabtu, 16 Februari 2013

Penembang Syair



aku hanya seorang penembang syair yang tengah sekarat dalam nyanyian
 yang dicampakkan orang dan terserak dipinggir jalanan
dari makanan yang telah dinjak orang kurajut nyawa ini agar terus menikahi badan
agar dapat menapaki jalan, melewati pendakian, melintasi belantara kehidupan yang kejam


diatas kepalaku terentang tali perak yang berkilau dan panjang
dan diatasnya seutas tali lagi berwarna emas menyilaukan
aku hanya menatap takjub dari kedalaman lembah tempatku berdiam
sambil bergumam kemudian nyanyikan syair-syair sumbang, hambar, getir dan tawar

tangan dan kaki ini penuh luka karena merangkak mendaki tebing
baju lusuh ini telah koyak karena tersangkut dahan dan ranting saat menggapai tali perak
mata ini telah cekung karena linangan airnya yang terus menetes dan makin menyulitkan pendakian
aku kembali terjungkal terjerembab kedasar jurang dengan kaki, tangan dan semangat yang patah

semua doa yang kubaca terapung tak pernah sampai, mengambang diawan bersama layang-layang
sedang cita-cita kutarik paksa dari tempat yang pernah kugantungkan bersama bintang
kini yang kupunya hanya syair dan nyanyian getir kehidupan
yang berkumandang mengiris malam dintara dengkur orang-orang perak dan keemaasan
dari balik dinding batu hitam tempatku berbaring dan bersandar syair ini kunyanyikan
_________________________________________________________
Surya subhan or bang aang – Kota Tangerang, 17 Februari 2013PUISIPUISI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentarmu dengan bahasa yang cantik dan santun agar jalinan pertemanan dan persahabatan antar kita semakin kukuh. Komentar yang cantik dan santun adalah pencitraan diri anda pada semua orang, dan itu penting. Terima kasih.